Welcome to my blog!

Sabtu, 27 Agustus 2011

Simphony

Anita menyusuri koridor sekolah, tangannya menyentuh tembok yg dilewatinya, ia mengenang semuanya sambil tersenyum kecil, tiba-tiba ada sebuah suara dentingan piano, Anita terkejut dan berlari ke ruang music, napasnya terengah-engah, matanya membelalak, tas yg dibawanya dijatuhkannya “hai…” kata sebuah suara, ya… ia telah kembali. “Anita!” panggil Rindu, Anita menoleh “hey Rin!” sapa Anita “kamu 10 apa?” Tanya Rindu “10 B, kamu?” Tanya Anita balik “10 C, wah kita sebelahan tapi gak sekelas” kata Rindu, Anita hanya tersenyum kecil, tatapannya teralih ke kakak kelas, ya, Kak Iskandar, Kak Iskandar adalah OSIS terganteng dan teramah di sekolahnya, Anita hanya ‘mengagumi’nya karena Anita gak mungkin banget berharap jadi pacar Kak Iskandar! “BRUK!” saat istirahat Anita menabrak Kak Iskandar, Anita jadi gugup “ma…maaf kak” kata Anita pelan, Kak ISkandar hanya tersenyum “iya, gapapa kok” katanya, Anita segera berlalu dari Kak Iskandar, hatinya merasakan sesuatu yg aneh, Anita segera memukul kepalanya dan kembali ke kelasnya, waktu telah berlalu beberapa hari, Anita sudah merasa nyaman dan senang di kelasnya, ia mendapatkan banyak teman yg baik dan menyenangkan, saat pulang ekstra, ia melewati lapangan basket, Anita melihat Kak Iskandar sedang main basket “kak Iskandar ganteng ya” timpal Novi, temannya yg menyukai Kak Iskandar, Anita tersenyum tipis, tiba-tiba bola basket melayang ke kepala Anita, Anita merasakan sekelilingnya gelap. Saat terbangun Anita menatap sekelilingnya “ini dimana…” kata Anita lirih “di UKS” timpal Kak Iskandar, Anita kaget dan ingin langsung bangun tapi Kak Iskandar memegang tangannya “kepalamu luka” kata Kak Iskandar lagi, Anita tidak jadi bangun, lukanya pun di obati oleh guru UKS, selesai diobati Anita langsung bangun “maaf ya, gara-gara gue lo jdi gini” kata Kak Iskandar, Anita menjawab “gapapa kok ka, aku juga salah nontonnya deket ring basket” kata Anita “ngomognya jangan pake aku kamu deh! Langsung gue lo aja ya!” kata Kak Iskandar, Anita tercengcang! Anita langsung gugup seketika “ehh… iya” kata Anita, Anita pun langsung mengambil tasnya dan cepat-cepat keluar dari UKS “siapa yg jemput?” Tanya Kak Iskandar “anu kak aku… eh gue naik ojek” kata Anita, Kak Iskandar mengangguk, Anita pun berjalan, tiba-tiba Kak Iskandar memegang tangannya “lo bb user ga? Maksudnya pake bb gak?” Tanya Kak Iskandar “pake kak, kenapa?” Tanya Anita “bagi pin lo dong” kata Kak Iskandar sambil mengeluarkan hpnya, Anita pun memberikan pinnya “thanks ya! Hati-hati di jalan!” kata Kak Iskandar, Anita pun tersenyum kecil dan berusaha bersikap normal, PADAHAAL HATINYA SENENG BANGET! Besoknya di kelas Novi mengahampirinya “enak ya, kemaren lo digendong, Kak Iskandar” kata Novi, Anita terkejut “serius lo?” katanya shock “iya, waktu tau lo kena bola basket dia langsung lari gendong lo trus bawa lo ke UKS dan nungguin lo” kata Novi, Anita terdiam, Novi terdiam “trus lo ninggalin gue?” Tanya Anita “disuruh” kata Novi sensi, Novi pun meninggalkan Anita, Anita hanya terdiam, saat pulang sekolah Anita sengaja berkeliling sekolah dulu, tak sengaja ia mendengar sebuah alunan piano, ternyata berasal dari ruang music, Anita mengintip, ternyata Kak Iskandar sedang bermain piano, Anita menutup mulutnya yg menganga lebar, sialnya map yg dibawanya jatuh, Kak Iskandar pun menatapnya, Anita menjadi salting dan takut, ditambah Kak Iskandar menghampirinya “udah gausah takut! Tapi jangan kasitau orang lain tentang hal ini ya!” kata kak Iskandar, Anita mengangguk, Kak Iskandar pun menggandeng tangan Anita ke sebuah piano “lo ngerti cara maininnya?” Tanya Kak Iskandar, Anita menggeleng “mau gue ajarin?” tawar Kak ISkandar “mau kak” jawab Anita, Kak Iskandar pun menjelaskan sedikit pengertian tentang piano dan cara memainkannya, Kak Iskandar pun mengajari Anita sebuah lagu sederhana yg simple “lo mau srius belajar piano?” taya Kak Iskandar “iya kak” kata Anita “oke, kita latihan disini habis pulang sekolah ya, lo liat dulu jadwal kosong lo, dan kalo misalnya besoknya ada ulangan lo gausah dateng” terang Kak Iskandar, Anita mengangguk “yaudah sana lo pulang, udah sore” kata Kak Iskandar lagi “yaudah kak aku pulang dulu ya” kata Anita, Anita pun turun dari tangga serta menyusuri koridor dengan cepat, sesampainya di lapangan basket ia memegang pipinya yg merona kemerahan, ia tidak bisa melupakan kejadian tadi! Esoknya, hari-hari berlanjut, Anita semakin dekat dengan Kak Iskandar, apalagi Kak Iskandar mengajarinya bermain piano, Anita dan Kak Iskandar juga sering mengobrol di bbm maupun chat facebook, bahkan di sekolah “lo suka Kak Iskandar ya?” suara Novi mengejutkan Anita yg sedang menggambar “hah? Ngga kok” tolak Anita, tapi Novi keukeuh mempertahankan pendapatnya “bohong lo! Lo kok jadi pengkhianat banget sih Nit? Lo nusuk gue dari belakang gitu?” kata Novi sinis, Anita berusaha sabar menghadapi keegoisan temannya itu “gue gak suka Kak Iskandar Nov, apa yg mesti gue lakuin supaya lo percaya?” kata Anita sabar “jauhin Kak Iskandar! Atau gak, lo harus comblangin gue sama Kak Iskandar!” kata Novi dengan penuh ego, Anita pun menghela napas panjang dan berkata “ok, gue bakal berusaha comblangin lo sama Kak Iskandar” kata Anita sambil meninggalkan Novi yg kegirangan. “Kak, ini temenku yg mau kenalan sama kakak, namanya Novi” kata Anita kepada Kak Iskandar saat istirahat ke 2 “hai kak namaku Novi” kata Novi sambil cengar-cengir “oh, hai, kenapa?” Tanya Kak Iskandar cuek “dia pengen kenalan kak” kata Anita, Kak Iskandar pun mulai berbicang-bincang dengan Novi, Novi pun kegirangan sementara Anita meninggalkan Novi, hari demi hari berlanjut, Noi semakin dekat dengan Kak Iskandar, Anita merasa hatinya sangat sakit, entah mengapa, ia sendiri bingung “menurut lo Kak Iskandar suka gue gak?” Tanya Novi tiba-tiba “iya kali, mana gue tau” kata Anita sambil membaca catatan fisikanya “lo tanyain dong! Lo kan sahabatnya!” kata Novi “sahabatnya? Gue temennya doang kok” kata Anita membantah “yaudah tapi lo tanyain ya!” kata Novi memaksa “iyaa” kata Anita malas, Anita pun meninggalkan kelas dan masuk ke WC, saat ia hendak membuka pintu, terdengar suara beberapa kakak kelas, ya, Kak Elda dan Kak Jenny yg sedang cuci tangan “nyolot banget tau gak sih anak yg namanya Novi itu!” ujar Kak Elda kesal “iya, sksd banget sama Skandar” sambung Kak Jenny “labrak aja kalo lo sebel” tambah Kak Jenny “nggak ah, gue kan OSIS, masa ngelabrak sih? Yg bener aja lo! Selamet dia soalnya gue OSIS, kalo gue bukan OSIS udah abis tuh anak!” kata Kak Elda “cabut yuk” tambahnya “yuk” sambung Kak Jenny, setelah mereka pergi Anita keluar dari WC dan berlari ke kelasnya, saatnya pulang, Anita pun jajan dulu di kantin lalu ke ruang music, disana Kak Iskandar telah menunggunya, Anita sedang tidak bisa konsentrasi dengan baik, pikirannya campur aduk sehingga ia tidak bisa bermain piano dengan baik “banyak masalah ya?” kata Kak Iskandar sambil menggenggam tangan Anita “hah? Nggak kok kak” kata Anita “bohong” kata Kak Iskandar sambil duduk disamping Anita “certain aja” sambung Kak Iskandar “hmm… sebenernya gue disuruh Novi nanya kakak, kakak itu suka sama siapa sih” kata Anita memberanikan diri “hmmm… yg jelas gue gak suka sama Novi” kata KAk Iskandar “gue Cuma baik aja sama dia soalnya dia kan pengen banget deket sama gue” lanjutnya, Anita terdiam “tapi kakak lagi suka sama seseorang?” Tanya Anita lagi “iya” kata Kak Iskandar sambil tersenyum “dia cantik, putih, tinggi, pinter lagi” sambung Kak Iskandar, dalam pikiran Anita, itu pasti Kak Elda, karena Kak Elda itu udah cantik, putih, pinter lagi (OSIS) “oh gitu ya kak, kalo gue nebak trus bener kakak bakalan jujur gak?” tantang Anita “nggak! Udah belajarin nada-nada yg salah!” kata Kak ISkandar sambil bangkit berdiri dan menjitak kepala Anita, Anita hanya mengaduh kesakitan dan melanjutkan pembelajarannya itu. Esoknya Noi langsung bertanya “jadi apa jawabannya?” tanya Novi penasaran “dia gak mau ngasitau” kata Anita santai “hmm… yaudalah” kata Novi pasrah, hari demi hari terus berlanjut, sekarang Anita telah kelas 11 dan tidak sekelas dengan Novi lagi, Kak Iskandar pun sudah di non-aktifkan dari OSIS karena sudah kelas 12 sedangkan Anita menjadi OSIS, Novi juga cepat berpaling, gara-gara ada seorang murid kelas 11 baru yg ganteng, Novi pun langsung menyukainya, Anita entah mengapa menjadi sedikit lega karena Novi sudah gak suka sama Kak Iskandar tapi Anita juga sedih karena KAk Iskandar sudah kelas 12, berarti sebentar lagi ia lulus, tetapi Anita teap berlatih piano dengan Kak Iskandar “Nit, gue mau ngomong sama lo” kata Kak Iskandar “apa?” Tanya Anita “lo mau gak jadi pacar gue?” Tanya Kak Iskandar. JLEB! Rasanya perasaan Anita campur aduk! Antara seneng, kaget, juga sedih! Seneng karena cintanya terbalas, kaget Karena tiba-tiba, dan sedih karena baru ditembak sekarang, saat Kak Iskandar sudah kelas 12 dan mau lulus “hmm… yaudah deh kak, gue mau” kata Anita mantap, ya, Anita gak pengen nyia-nyiain kesempatan “yaudah, lo gak usah manggil gue pake Kak lagi ya, langsung Iskandar aja” kata Kak Iskandar “oke” kata Anita, hari demi hari berlalu, status Anita sebagai pacar Iskandar hamper seluruh sekolah tau, akhirnya hari yg paling ditakutkan tiba… “lo mau kan ke prom night bareng gue?” ajak Kak Iskandar, Anita tersenyum “mau kok, gak kerasa ya, kita hamper setahun pacaran” kata Anita sambil tersenyum simpul “iya nih” kata Kak Iskandar, Anita dan Kak Iskandar pun pergi ke sekolah pukul 7 malam untuk menghadiri prom night, prom night selesai pukul 11 malam, Kak Iskandar pun mengantar Anita pulang ke rumahnya “lo nanti kuliah dimana?” Tanya Anita lirih “besok gue bbm, sekarang lo tidur ya udah malem, bye!” kata Kak Iskandar sambil tersenyum pahit, Anita tidak mengetahui senyum pahit Kak Iskandar, Anita pun membalas dengan senyum pahit juga “bye” kata Anita. Esoknya Anita nge bbm Kak Iskandar, tapi gadeliv, saat di telfon ternyata bbnya off, saat ingin chat facebook ternyata ia off, Anita bingung sekali, tiba-tiba mamanya mengetuk pintunya “ada kiriman nih Nit” kata mama, Anita segera membaca surat itu, Anita sangat shock membacanya! “Anita, maafin gue ya, gue dapet beasiswa kuliah di Inggris, maafin gue gak ngasitau lo sebelumnya karena gue takut lo bakal sedih dan shock, yah meskipun sekarang lo shock, gue gak ngeliat lo nangis, gue gak mau liat lo nangis, maafin gue, gue ga bermaksud ninggalin lo, gue belajar ke Inggris untuk bisa menjadi composer lagu dan pianis handal, sorry ya, dan gue harap pada tanggal yg sama 5 tahun lagi, tunggu gue di ruang music, your love, Iskandar” Anita lalu membuka sebuah amplop, berisi tangga nada lagu yg dinamai “Symphony” Anita menangis sekencang-kencangnya, ia tidak terima! Ia sungguh tidak terima! 5 tahun telah berlalu, Anita tetap menyayangi Iskandar, ia saja masih belum memiliki pacar lagi, ia ingat janji Iskandar tapi ia tidak begitu yakin, saat Anita masuk ruang music, terkejutlah dia, ya Kak Iskandar telah kembali… “hi” sapa Kak Iskandar “hi” kata Anita dengan tangis bahagia dan senyum mengambang, mereka pun berpelukan, symphony itulah yg membuat mereka berpisah dan kembali bersatu, selamanya…

Jumat, 26 Agustus 2011

Aphorisms

Before you talk, listen.
Before you react, think.
Before you criticize, wait.
Before you pray, forgive.
Before you quit, try.

Senin, 22 Agustus 2011

Andre

Anjani hanya menatap pekat kotak itu, pertama ia bingung lalu ingat kemudian menitikkan air mata, ya, kotak itu hanya sebuah kenangan hampa, Andre, sosok yg berhasil meluluhkan hati Anjani, Anjani ingat betul pertama kali mereka bertemu… “Eh kalo jalan pake mata dong!” omel Anjani kesal, ia hanya cengar-cengir “lo kali yg harus pake mata! Dasar kacamata kuda!” ujar laki-laki itu “eh sialan lo!” kata Anjani sambil membereskan bukunya yg jatuh, Anjani pun membenarkan kacamatanya “sialan banget tuh bocah! Ngatain gue kacamata kuda! Kacamata bagus gini juga! Dasar pendek!” omel Anjani dalam hati “yaampun! Gue telat masuk kelas!” ujar Anjani yg sembari menatap jam tangannya, Anjani segera berlari ke kelasnya, ya sekarang ia murid kelas 10 SMA Mutiara Bangsa “maaf bu, saya telat” ujar Anjani yg tergopoh-gopoh, bu guru hanya tersenyum manis “taka pa nak, silahkan duduk di tempat yg kau sukai” kata bu guru, Anjani pun tersenyum melesungkan pipinya dan mencari tempat duduk yg kosong dan hanya satu tempat yg tersisa, disamping seorang cowo yg mendengarkan lagu di pojok belakang “huh gak ada pilihan lain!” batin Anjani yg mendengus kesal, ia pun duduk di samping cowok itu “ehh kacamata kuda!” ujar cowok itu, Anjani langsung terkejut dan berteriak “ehh pendek!” bu guru pun menatap mereka dan berkata “jangan berisik saat sedang belajar” kata bu guru lembut, Anjani pun terdiam dan menatap sinis laki-laki itu, rasanya Anjani ingin memukulnya! Saatnya istirahat! Yeah, Anjani pun segera memakan bekalnya, saat ingin menyantapnya, laki-laki itu tidak sengaja menjatuhkan bekal Anjani “ops, maaf” katanya enteng, Anjani menjadi kesal dan berteriak “NYEBELIN BANGET SIH LO!” ujar Anjani sambil berlari keluar kelas, Anjani menangis di WC perempuan, ia duduk dilantai dan menangis, rasanya hari pertamanya masuk sekolah menyedihkan, tiba-tiba ada seseorang yg memberikannya tissue, Anjani menoleh, ia menatap laki-laki itu, Anjani menerima tissuenya dengan kasar “sorry tentang semua hal” katanya dengan tulus, Anjani menatap mata laki-laki itu dan tersenyum “yaudah tapi lain kali gausah diulangin lagi” kata Anjani, laki-laki itu pun mengulurkan tangannya, Anjani meraih tangannya dan berdiri “nama gue Andre, lo?” kata laki-laki itu yg bernama Andre “Anjani” kata Anjani, mereka pun menjadi akrab, lambat laun Anjani merasakan sesuatu, apakah itu cinta? Mungkinkah? Mungkinkah Anjani menyukai Andre? Anjani tidak tahu, ia hanya mengikutinya seperti arus air “Anjani! Lo suka Andre kan?” suara Chilla mengagetkannya “hah? Nggaklah! Just friends!” kata Anjani santai “mata lo gabisa bohongin gue! Gue sahabat lo jadi pasti gue tau!” kata Chilla, Anjani terdiam “kayanya Andre juga suka sama lo kok” celetuk Cynthia, Anjani tetap tidak bergeming “TEMBAK DIA!” ujar Cynthia dan Chilla bersamaan “apaan sih lo berdua! Aneh-aneh aja!” kata Anjani sambil bangkit dari bangkunya, ia tidak sengaja melihat Andre yg menatapnya, Andre terus menatapnya, Anjani langsung mengalihkan pandangannya dan kembali duduk “oke kalo lo gamau nembak dia! Kita bakal introgasi dia!” kata Chilla mantap “ehh!” ujar Anjani sambil menarik tangan Chilla tapi Chilla dan Cynthia sudah berlari duluan, Anjani hanya menggelengkan kepalanya, Chilla dan Cynthia selalu mengintrogasi Andre, itu membuat Anjani tidak enak hati, Anjani hanya membiarkan sahabatnya itu berlaku sesuai tingkah mereka. Kini sudah kenaikan ke kelas 11 dan Andre tetap tidak menembak Anjani, Anjani merasa sedih tapi ia tidak tahu mengapa, Ia juga tak ingin sahabatnya tahu, Anjani hanya merasa ada yg sakit di hatinya dan itu membuatnya sedih, kini Anjani telah kelas 11 dan tidak sekelas dengan Andre, tetapi Anjani tetap berkomunikasi dengan Andre lewat bbm, hanya tak sesering dulu sewaktu mereka kelas 10, dan Anjani baru menyadari kalo dia mencintai Andre, cintanya telah berubah menjadi rasa sayang yg amat mendalam, Anjani pernah mendengar kalau Andre menyukai Rita, jujur Anjani kesal dan cemburu, apalagi Rita sekelas dengan Andre tetapi ia berusaha biasa saja dan malah meledeki Andre, sekarang Anjani telah kelas 12 dan ia tetap tidak sekelas dengan Andre, ia makin cemburu dan menyadari perasaannya karena Rita sekelas lagi dengan Andre, tetapi apa yg bisa dilakukan Anjani? Apakah benar Andre pernah mencintai Anjani? Tetapi mengapa Andre tidak menembak Anjani? Kalau memang Andre benar mencintai Anjani, Anjani ingin memutar kembali waktu, ia ingin mengenang masa-masa itu, Anjani kerap kali meneteskan air matanya untuk Andre tetapi apakah Andre tahu? Dan apakah Andre juga memikirkan Anjani? Anjani merasa tidak, sakit sekali hati Anjani, tapi apa yg bisa ia perbuat? Ia hanya bisa menatap dan mertapi Andre, Anjani selalu berusaha move on, tetapi tidak bisa, dipikirannya hanya ada Andre dan itu sangat melukai dan membuat Anjani gila, gila karena Andre! Sekarang tiba saatnya kelulusan, Anjani menatap Andre yg bersenda gurau dengan temannya, Anjani hanya menatap lemah Andre “ini saat kelulusan, kalau ia pernah mencintaiku kenapa ia tidak jujur sekarang? Dan kalau ia masih mencintaiku kenapa tak menyatakan perasaannya kepadaku sekarang?” itulah yg dipikirkan Anjani, saat Anjani ingin memasuki sebuah fakultas, Andre datang dengan seorang perempuan, Anjani merasa jantungnya copot, tapi ia berusaha tegar “Anjani, gue tau lo suka sama gue dan maaf gue udah punya pacar” kata Andre sambil merangkul pacarnya, pacarnya tersenyum, Anjani tersenyum pahit “kegeeran lo! Itu mah gossip kali! Bawa santai aja! Btw selamat ya! Longlast and peje ditunggu!” kata Anjani sambil menepuk pelan bahu Andre “gue gak kuliah disini” kata Andre, Anjani terdiam “oh yaudah gapapa” kata Anjani berusaha tegar “gue, bakal pindah ke luar negeri” kata Andre lagi “NYUT!” hati Anjani seakan sudah seperti puing-puing bangunan yg gak berguna, Anjani tetap berusaha membendung air matanya yg akan menetes “ini buat lo” kata Andre sambil memberikan sebuah kotak “apa ini?” Tanya Anjani “berjanjilah lo bukanya di rumah” kata Andre, Anjani mengangguk “yaudah gue mau pergi dulu ya, bye!” kata Andre, “tes” air mata Anjani jatuh, Anjani berlari sekencang mungkin, dan tanpa ia tahu, Andre menatapnya “apakah gak terlalu kejam?” kata cewek yg bersamanya “gak, kalau ia tahu yg sebenarnya, ia malah akan semakin terluka” kata Andre sambil menahan air matanya, setelah puas menangis, dengan lunglai Anjani kembali ke rumahnya dan berusaha tidak ada apa pun yg terjadi, ia masuk kamarnya dan membuka kotak tersebut, ternyata… berisi sebuah buku dan rekaman video, Anjani membuka tiap lembar buku tersebut, Anjani menitikkan air matanya, lalu ia memutar rekaman vdeo itu, mengalun sebuah suara gitar dan nyanyian yg dinyanyikan Andre, yaitu lagu untuk Anjani yg ada sepenggal lirik “maafkanlah aku kasih, aku tak ingin melukaimu, aku hanya ingin kau bahagia” Anjani tak kuat lagi, ia menangis dengan keras, sekeras mungkin, ia menelpon Andre dan Andre tidak menjawab, ternyata Andre mencintai Anjani sepenuh hati tetapi Andre mengidap penyakit keras, semacam kelainan yg menyebabkan sebuah tumor di tulang punggungnya, ia tak berani bercerita kepada Anjani karena takut Anjani khawatir, ia ingin menanggungnya sendirian, ia pergi ke luar negeri untuk opersi dan kalau operasinya berhasil, ia akan memulai hidup baru dengan keluarganya, dan perempuan yg ia bilang pacarnya itu adalah adik sepupunya yg diminta menyamar sebagai pacarnya, dalam rekaman itu, Andre mengakui perasaannya kepada Anjani dan menceritakan semuanya, Anjani menangis, Andre… Anjani gak akan melupakannya… Kini Anjani telah berkeluarga dengan orang lain, ketika ia membuka sebuah kotak coklat, ia teringat Andre, ia tidak mengetahui dimana Andre sekarang tapi ada satu hal yg pasti yg Anjani ketahui, Andre tetap dalam memori dan hati Anjani, selamanya…

Love

1 word but too much things! Love like air, we can't see it but we can feel it! Love, warm and hurting. Love, can make ppl happy and sad, laugh and cry. Love, why that's can make we confused? WHY?! The reason is cause that's can own we! We unconsius cause we blinded by it! If we miss it, we are going to hurt and just can cry and remember it, remember, remember, and making we more sick! And, is love suck? YES! Can we avoid? NO! Cause that's can make we blinded! But don't afraid cause love, just feel it and following like running water.

Regards,


Me, the suck people who always hurting cause love

Daisypath Happy Birthday tickers

Daisypath Happy Birthday tickers
Free Heart Bow Arrow Cursors at www.totallyfreecursors.com